Jaga Kebersihan Hati

JAGA KEBERSIHAN HATI  

Sekian banyak orang yang lebih senang dipermainkan hati,tidaklah mereka yang menjaga kebersihan hati dan mempermainkan hati tetapi justru hatilah yang mempermainkan mereka.Setidak-tidaknya kita harus belajar bagaimana menjaga hati atau lebih cocoknya membiasakan mengelola hati dengan bersih dan baik. Sebagai contoh,seorang pembantu yang merasa sedih dan mendongkol mendengar kata-kata majikan yang cenderung kasar dan memang majikan ingin serba benar,tak sedikit pembantu yang mengalami hal itu justru mengikuti permainan hati,situasi hati yang merasa sedih dan mendongkol sengaja diperturutkan dengan melakukan hal-hal yang menurut dugaannya akan memberikan peredaan dan menenangkan jiwanya,padahal justru sebaliknya membuat hati semakin membara.

Begitu juga seorang majikan yang melihat pembantunya tak bisa bekerja dan kalaupun bekerja dianggapnya serba salah dan tidak mau mendengarkan perintahnya,sehingga pembantu melampiaskan dengan mengubah raut wajah menjadi semurung mungkin,sebagian dengan menangis habis-habisan dan enggan menyapa,menjawab majikan,hal ini akan membingungkan majikan melihat pembantunya tiba-tiba berubah karakter,sebagian lagi memilih diam seribu bahasa. Lain halnya dengan majikan yang melampiaskan dengan marah-mrah,membentak-bentak atau berpidato panjang lebar,ada juga yang melampiaskan dengan membanting pintu,mendiami,melotot atau bahkan menonton TV dengan volume yang keras.

Saat hati merasa sedih menghampiri hendaknya mencari jalan untuk mengatasi kesedihan dengan mengingat kembali nikmat-nikmat yang Allah berikan dengan berzikir dan menghibur diri dengan ayat-ayat Allah,bila sesekali saat merasakan kesedihan dengan menangis,batasilah tangisan itu dengan kelapangan dan batas-batas kenormalan,kitapun tak akan rela wajah kita ditonton orang banyak,sikap inilah yang memalukan. Saat hati merasa muncul kedongkolan marilah atur nafas,berusaha menekan emosi,lalu mencari-cari berbagai kebaikan yang membuatnya mengubah mengkel/dongkol menjadi senyuman indah di bibir,Cobalah sesekali saat kedongkolan,emosi,kemarahan,kesuntukan tak terkendali,sebelum melontarkan sumpah serapah atau segala caci makian coba melihat wajah sejenak di depan cermin,akan terlihat betapa memalukan wajah itu lebih memalukan dari wajah orang yang mengejan buang air. 

Muhammad bin Hasan bin Ali At-tirmidzi pernah mengungkapkan''hati itu ibarat raja,sementara seluruh anggota tubuh ibarat para budak,masing-masing mengerjakan berbagai urusan namun tetap dengan kehendak hati,hati itu sendiri bergerak sesuai dengan kehendak Allah. Jadi orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam gulat,bukanlah orang yang sukses dalam debat melainkan orang yang kuat berkat mampu mengandalihan amarah yang mendarat. Bila perlu berdoalah kepada Allah ''Allahumma ya muqalibbal qulub tsabit qalbi 'alaa dinnika wa tha'atika''(Wahai Allah,Zat yang membolak-balikkan hati tetapkanlah hatiku dalam agama dan taat kepadaMu) ''Ya Allah janganlah Engkau ciptakan hati ini dengan kedengkian terhadap orang-orang yang baik''. 

Tidak ada yang bisa menjenguk atau membaca hati orang lain,Allah berhak untuk menghilangkan atau menanamkan segala sesuatu yang Dia kehendaki dalam hati seorang hamba namun seorang hamba hendaknya mampu menjaga kebersihan dan mengelola hatinya dalam kebaikan,karena hati menjadi pemutusan segala sesuatu dari hati juga yang memunculkan berbagai permasalahan,Anda adalah apa yang Anda tunjukkan dalam hati. Nah bagaimana dengan hati Anda?mampukah menjaga kebersihan hati dengan mengelola hati sebaik mungkin?...Terinspirasi dari curhat sahabat yang baru saya kenal saat pulang kerja,semoga dia tabah dan sabar.Semoga membawa sebuah renungan yang bermakna.

related Article: