02 September, 2014

Mencintaimu Tak Seindah Yang Kubayangkan

Segala Puji hanya milik Allah Swt sehingga saya dapat menjumpai sahabat semuanya,

Malam yang dingin ini ingin rasanya aku kembali mengulang kisah yang dulu pernah dialami.Kisah dimana dapat membuat buliran kristal - kristal cinta air mata bahagia saat- saat bermunajat kepada-NYA.

Seakan diri ini hanyut dalam pelukan hangat dan selimut kasih yang memberikan sebuah makna dan romansa kehidupan manusia yang membutuhkan cinta sejatinya.

Saat itu aku buka kembali buku catatan harian yang tertulis pada tanggal 22 April 2009, disitu aku tercengang ketika memaknai KATA CINTA, dimana kata cinta yang aku tuliskan waktu itu kata cinta yang berbau pada harapan dan bayangan bagaimana menjalin cinta yang seutuhnya. Cerita cinta yang tak ada satupun cerita cinta yang menyedihkan.

Lautan cinta pada diri seseorang akan mengimbas pada seluruh ruang. Jika cinta sudah terpatri dalam seluruh jaringan badan kita maka vibrasinya akan menghapus semua kebencian. Sebagai manifestasinya dalam kehidupan, begitu bertemu dengan seseorang, ia tersenyumm, sebagai ungkapan dan tanda rasa cinta.
Nikmat sekali bermesraan dengan Allah SWT. Kadang tidak terasa air mata meleleh. Air mata kerinduan dan air mata tobat inilah yang kelak akan memadamkan api neraka. Air mata cinta akan memutihkan noda-noda hitam dan menjadikannya suci.

Cinta tidak bisa diterangkan, hanya bisa dirasakan. Terkadang terasa tidak cukup kosakata yang tersedia untuk menggambarkan bagaimana nikmatnya cinta. Kosakata yang tersedia didominasi oleh kebutuhan fisik sehingga untuk mencari kata yang bisa memfasilitasi keinginan rohani tidak cukup.Ehm kalo bicara Cinta sejuta maknanya ya???
Terminologi dan kota kata yang tersedia lebih banyak berkonotasi cinta kepada fisik materi, tetapi terlalu sedikit kosa kata cinta secara spiritual. Mungkin itulah sebabnya mengapa Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur'an karena kosa kata spiritualnya lebih kaya. Kosa kata cinta dalam Al-Qur'an menurut ulama tafsir ada 14 kosa kata, mulai dari cinta monyet sampai kepada cinta Ilahi.

Cinta Allah bersifat primer, sementara cinta hamba sekunder. Primer itu inti, substansi. Yang sekunder itu tidak substansial. Pemilik cinta sesungguhnya hanya Allah SWT. Hakikat cinta yang sesungguhnya adalah unconditional love (cinta tanpa syarat). Tanpa pamrih ini cinta primer. Ini berbeda dengan cinta kita yang memiliki kepentingan.Ketika sebelum kawin, masya Allah, kita sampai kehabisan kata-kata melukiskan kebaikan pujaan kita. Akan tetapi sesudah kawin, kata-kata paling kasar pun tak jarang kita lontarkan.Bagaimana pedapat Anda sahabatku?
Unconditional love (无条件的爱)pernah ditunjukan Rasulullah Muhammad SAW ketika dilempari batu sampai tumitnya berdarah-darah oleh orang Thaif. Rasul hanya tersenyum. "Aduh umatku, seandainya engkau tahu visi misi yang kubawa, engkau pasti tidak akan melakukan ini", demikian bisiknya,.
Bahkan ketika datang malaikat penjaga gunung Thaif menawarkan bantuan untuk membalas perbuatan orang Thaif itu, Nabi berucap, "Terima kasih. Allah lebih kuasa daripada makhluk. Jangan diapa-apakan. Mereka hanya tidak tahu. Kelak kalau mereka sadar, mereka akan mencintai saya".

Nabi Nuh AS pernah menyesal sejadi-jadinya kenapa ia pernah mendoakan umatnya binasa. 950 tahun ia berdakwah mengajak kaumnya ke jalan Allah, namun hanya segelintir yang mengikuti ajakannya. Yang lainnya ingkar sehingga Nabi Nuh berdoa kepada Allah agar dikirimkan bencana kepada kaumnya yang ingkar itu. Maka datanglah banjir besar yang menenggelamkan mereka, sedangkan Nuh dan para pengikutnya sudah mempersiapkan diri dengan membuat perahu.
Ada sebuah ungkapan dari ahli hakekat: "Kalau cinta sudah meliputi, maka tak ada lagi ruang kebencian di dalam diri seseorang. Sejelek apapun dan kasarnya orang lain, ia tak akan membalas dengan kejelekan."

Banyak ulama besar kita telah mencapai tingkatan itu. Imam Syafi'i pernah "dikerjai" oleh seorang tukang jahit saat memesan pembuatan baju. Lengan kanan baju itu lebih besar/longgar dibanding lengan kirinya yang kecil dan sempit. Imam Syafi'i bukannya komplain dan marah kepada tukang jahit itu, malah berterima kasih.
Kata Imam Syafi'i, "Kebetulan, saya suka menulis dan lengan yang lebih longgar ini memudahkan saya untuk menulis sebab lebih leluasa bergerak".

Indah hidup ini kalau tidak ada benci. Ini bukan berarti kita harus menahan marah. Yang kita lakukan adalah bagaimana menjadikan diri ini penuh cinta sehingga potensi kemarahan kita berkurang. Kita punya hak untuk marah, dan itu harus diungkapkan dengan proporsional,ayo di cba sahabtku,terapkanlah. 
Jangan karena makanan sedikit kurang enak lalu marah. Istri salah sedikit marah. Banyak hal yang membuat kita marah. Akan tetapi, selesaikah persoalan dengan marah?
Semakin meningkat kadar cinta maka semakin mesra pula belaian Allah SWT. Bagaimanakah nikmatnya belaian Allah SWT? Bayangkanlah seorang bayi yang dibelai ibunya. Tersenyum, dan sekelilingnya menggoda. Itu baru belaian makhluk. Apalagi belaian Sang Pencipta.Bagaimana sahabatku????

 Namun KETIKA CINTA SUDAH MENEMUKAN TITIK JENUH apa yang terjadi?
ungkapan yang dulu membuat tersenyum kini berumah menjadi tangisan, balutan cinta yang dulu dicurahkan dengan penuh kasih sayang kini berubah menjadi kebencian, romansa cinta yang dulu terasa milik berdua kni berumah hancur bagai kristal jatuh terbentur lantai menjadi berserakan. lantas cinta bagaimanakah yan akan tetap ada???

Kita kembalikan kepada Sang Pemilik Cinta yang Hakiki Cinta kita kepada Allah tak bisa dibandingkan dengan cinta kita kepada makhluknya, Cinta dmana akan menimbulkan sebuah kesengsaraan , kesedihan,penyesalan tanpa ujung haya karena KEPERCAYAA DAN PERASAAN yang diolah tidak pada tempatnya.Cinta yang sejati pada-NYA tidak akan timbul rasa jenuh.

Kita kembali koreksi diri bagaimanakah cinta kita terhadap pasangan? terhadap orang tua? terhadap siapapun juga yang terpenting jangan melupakan cinta kita kepada Yang Maha Kuasa.

Itu sebabnya mengapa suatu saat muncul ungkapan mencintaimu tak seindah yang kubayangkan karena masih kurangnya komunikasi kepercayaan dan perasaan yang tidak ditempatkan pada tempatnya.

Demikian semoga menjadi renungan dan motivasi yang bermanfaat bagi kita semua amin.


related Article:

1884 Was Commented to “Mencintaimu Tak Seindah Yang Kubayangkan”

«Oldest   ‹Older   201 – 400 of 1884   Newer›   Newest» «Oldest ‹Older   201 – 400 of 1884   Newer› Newest»

Post a Comment

Terima kasih atas komentar Anda/Thanxs for Ur Comments/
感谢您的评论 dan please dont SPAM yach...

 

Dhana Arsega/戴安娜 Copyright © 2011 --Edit and Converted by Dhana Arcamo