PUTARAN TASBIH CINTA
Peristiwa penuh kenangan ini memang telah lama kualami kira-kira 4tahun silam,namun sampai sekarangpun aku tak mampu melupakannya.Semasa kelulusan sekolah aku bersama dengan teman-temanku yang kebetulan menjadi panitia acara pelepasan siswa,acara diselenggarakan di Jawa Timur Park dimana tempat itu merupakan tempat yang pas banget untuk disinggahi.Acara demi acara terlewati tanpa sedikitpun halangan dan berjalan sesuai harapan,berakhirnya acara aku bersama teman-temanku menuju tempat pavilyon yang sejuk untuk melepas segala keletihan yang kami rasakan,satu persatu mereka meninggalkanku karena memang mereka sudah janjian dengan teman dekat masing-masing. ''Anna...maafin gue mau cabut dulu nich,Rio dah nunggu aku,jangan baca buku terus carilah suasana baru dengan orang yang pas gitu lho..''(celetuk Arin membuyarkan pandanganku pada buku yang ku baca) ''Makasih Rin udah care banget ama aku,biar aja ntar pasti nemuin dech...untuk ini''(pungkas Anna) Semilir angin memberikan kesejukan dihati dalam kesendirian yang penuh kedamaian dan perbaikan diri,Anna benar-benar menjaga pergaulan apalagi soal berpacaran yang memang dianggapnya tidak ada dalam benaknya,toh jalan pernikahan tidak harus berpacaran yang penting perkenalan,kejujuran dan saling menjaga nama baik yang dijalin tanpa keluar dari jalur larangan dalam Religinya, ''Non...sendirian ya..?sudikah kiranya bila kutemani?''(sapa pemuda yang sedari tadi rupanya memandangku dan sekarang mendekat duduk di sebelahku) ''Oh...boleh silahkan..''(jawabku dengan kaget dan merasa grogi) Akhirnya pertemuan inilah yang menciptakan kenangan,tak terasa 2jam saling cerita dan akupun harus kembali menyiapkan untuk pulang,selembar kertas kecil diberikannya padaku sebelum ku melangkah meninggalkannya. Tiba di rumah kurapikan semua barang-barangku,ku tata buku-buku yang kubawa dan tanpa sengaja selembar kertas kecil bertuliskan ''first impression is more lasting,i glad U and i'ill show with U to be my friendship,looking forward to hearing n see U again...thanxs.ivan-08199....'' ku teringat dengan pemuda yang mengenalku waktu itu,kuanggap biasa aja dan kubiarkan tanpa merespon dia.''baru 5 menit mengenalku udah gitu,canda kali...''(gumanku dalam hati sembari melipat dan menaruh kertas di atas meja) Waktu demi waktu terus bergulir dan kini aku meneruskan pendidikanku yang lebih tinggi di kota Surabaya,tanpa disengaja akupun kembali bertemu dengan ivan pemuda yang mengenalku di acara pelepasan siswa.Mungkin ini sudah diatur Maha Kuasa pertemuan terulang lagi dengan ivan yang 1tahun lebih awal di tempat kuliah yang ku tempati Segerombolan pemuda di sebuah kantin,sekilas bayangan lewat dalam pandangan ivan ''van ngapain loe bengong mandangin cewek itu?loe kenal ma dia..?''(tanya Didi teman akrabnya) ''kayaknya gue tahu dech dengan cewek berkerudung biru muda itu,seandainya dia mendekat padaku ,akan ku ungkapkan perasaanku padanya..''(guman ivan....) Seiring perjalanan mengantarkanku dalam persahabatan dengannya,seorang yang bersahaja,humornya berisi dan seru,kata-katanya mengikat dan mengajak lawan bicaranya tersenyum,tertawa,tergelak sampai terbahak,kata-katanya yang menggiring pada suatu perenungan dimana kearifan dilahirkan. Kian hari Ivan semakin memikat,akupun terpikat dan tak bisa melepaskan diri,perlahan kesadaranku membuka diri tumbuh,luruh segala kebencian,menyemai benih toleransi,ku merasa ivan telah membawaku pada wilayah baru dimana ku merasa nyaman. Kasih sayang terbangun dengan menata hati dan perasaanku,mungkinkah ivan telah mematahkan hatiku,meski jarang bertemu,hatiku merasakan kehadirannya,tak hanya tentang kebersamaan dan persahabatan,kosakatanya yang jauh dari kamus hidupku. ''Ana kamu jatuh cinta ya..?''(tutur Arin,membuyarkanku pada pandangan buku yang kubaca) ''Tidak..''(jawabku mengelak) ''Tidak salah atau tidak menolak?''(Arin tertawa) akupun tetunduk membatin dalam goyangan perasaan yang terus bergetar. ''sudahlah...jatuh cinta memang berjuta rasanya''(ucap Arin menggodaku lagi) ''Bisa jadi benar juga kata Arin,tapi tidak boleh jatuh cinta,tidak.. aku ga mau jatuh cinta..''(hatiku bergejolak.''kesabaran seperti laut,tenang dan menentramkan''(kuteringat kata-kata ivan saat bertemu dan ngobrol waktu itu) Saat ku bertemu dengannya di kantin,Aku membatu,menikmati kalimat indah kaya makna dari lelaki sebelahku,Arin dan Riri tertawa mendengarnya,pesona laut telah membius ivan menjadi romantis dan terasuki roh pujangga. ''ombak air berkecipak hanyalah gelora,dimana manusia harus terus bergerak,seperti fitrahnya menikmati laut teduh membiru merekam satu persatu gambaran kehidupan,menerjemahkan dan memaknainya dengan kearifan''ucap ivan seperti sedang berpuisi melarutkan rasa jiwaku yang terasah. huuh..!bayangan ivan semakin membekas dan membatu dinding-dinding merelief detail wajahnya,dahinya yang tirus,alisnya yang tebal,sorot mata tajam menatapku tanpa kedip,jenggotnya..huuh.. Semakin aku berusaha menyisihkan bayangannya,kebersamaan semakin nyata dan jelas,semakin mengesalkan dan menyebalkan,tapi ivan terlalu baik padaku. ''Persahabatan seperti mentari sesekali tersaput awan dan terlapis mendung,tetapi tidak dengan kasih sayang ia akan terus menyapa seperti angin dan udara'' ''Anna..aku mencintaimu,adakah rasa untukku,aku ingin kau menjadi muara cintaku''(ucap Ivan) ''Tidak...!jangan ucapkan kata-kata itu''(pintaku memekik setelah lama diam Ivan tertegun heran dan hanya bisa diam) ''Aku nggak butuh Van..!(akupun geram),''Aku hanya ingin bersahabat cintaku tak bisa dan tak mampu kurajut denganmu!'' Ivan kaget dan tak menduga histeriaku membuatnya banyak tanya,,malam itu menjadi pemisah yang membatasiku dengan lelaki itu,simpang jalan memisahkanku dengannya dalam ketidak mengertian. bagi Ivan mungkin salah dalam memilih kata-kata,tapi siapa yang melarang mengatakan cinta?Ivan tak habis pikir,kata cinta begitu keras mematuk balik padanya. ''Aku tak mau hanya cinta semu,cinta tanpa sekubu pada diriku,aku nggak mau demi cintaku padanya yang akhirnya mengorbankan cinta Hakiki...''(terangku pada Arin)'' Hening malam menemani membangunkanku di sepertiga malam,bangkit menuju kamar kecil,kusibahkan baju lengan panjangku ku ucap dengan kucuran air suci yang membasahi kulit langsatku,memberikan terang dengan wajah manis tanpa polesan. Kubentangkan sajadah kukenakan mukena dan kumulai menjalin kebersamaan denganNya,dengan hati yang tulus mengharapkan fitrah cintaNya,bibir terlantun kalimat dzikir,hati terasah dengan jari-jari memegang tasbih,inilah yang membuatku lebih tenang dan tentram dengan Putaran Tasbih Cinta padaNya,dalam pintaku ku berharap mendapatkan orang yang mampu dijadikan imam dalam hidupku dengan cinta yang suci atas cinta hakiki dariNya. Hari berganti hari aku jarang sekali menemui ivan,kali ini beranjak menuju kantin Ivan mendekatiku ''Anna..ku tahu kamu menolakku lantaran aku bukanlah dambaanmu,sekalipun akidah kita berbeda tapi ketahuilah bahwa cintaku akan menyatu dan menyertaimu,sekarang kita pikirkan diri kita masing-masing''(ungkap ivan dengan memberikan sebuah kotak mungil dan berlalu dariku yang sedari tadi diam membeku) Kerudung Putih dan Tasbih bukti cintaku padamu,kasih sayangku tak terbatas oleh ruang dan waktu,cintaku padamu membebaskannya hingga pada Allah Swt,kurela meninggalkan semua demi tulusnya cintaku.Cinta memang banyak tafsir,siapapun bisa membuat definisinya,bagiku cinta dapat merubah segalanya,kupercaya cinta akan kupetik bersamamu,sebuah ruang yang luas dimana cinta kasih sayang Allah menghampar dalam fitrahNya,Temui aku di mushola kampus kita,disitu kamu akan melihat,teman-teman kita,mentor kita dan kitab suci sebagai saksi menuju cintaku yang hakiki yang tumbuh dibawah naunganNya. Getar hati yang bergetar begitu kencang,bening kristal yang tak mampu kutahan menjatuhi secarik kertas bergambar bunga.Tangis Syukur tak henti tak dapat kubendung mengiringi Putaran Tasbih Cinta yang senantiasa menemaniku disetiap malam Tahajjud-ku. Kini.... Sepasang 2 insan telah menyatu dalam sebuah jalinan yang suci,gelarpun didapati,dan pekerjaan yang memisahkan jarak tidak menjadikan redupnya kasih sayang. Setahun berjalan sementara aku telah bekerja di sebuah perusahaan asing.Waktu berlalu tibalah saat yang ditunggu ivan akan melamarku,dari tanah rantau aku bersyukur Allah tetap menjagaku.2 tahun berjalan tibalah saatnya aku harus kembali ke tanah kelahiranku. Remang malam dengan hujan yang deras dalam putaran Tasbih diriku merasakan sebuah kehampaan dan ketergoncangan hati yang tak tahu darimana datangnya sehingga hati merasakan keresahan. Pagi ini ku kemasi semua barang-barangku tinggal beberapa jam lagi aku meninggalkan tanah rantau,akhirnya tibalah aku di Bandara,lambaian tangan menyambut kedatanganku dengan senyum yang menyertainya,keluarga besar menjemput demikian juga dengan calon ibu mertuaku ikut,tanpa mempedulikan yang lain kucari sosok wajah yang kunanti kehadirannya sekian tahun ku berpisah dengannya,tapi mengapa tak kutemui,perasaan kalut menghampiri,degup jantungku berdebar kencang,''Bu...mana kak Ivan..?kemarin dia berjanji akan menjemputku?''(serontak semua membisu,angin malam yang dingin terasa lebih dingin dan menyayat hatiku) ''Nak...kak Ivan masih sibuk karena malam ini dia lembur..''(jawab ibu dengan lirih dan gagap semakin membuat pikiranku kalut) Pagi hari yang dingin dengan rintik hujan yang mengiringi saat itulah semua duduk dan mengutarakan apa yang terjadi selama ini dengan Ivan,bagai disambar petir kurasakan kaku membujur mendengar ucapan yang begitu membuatku bisu dan pilu,Ivan telah tiada...Ivan telah pergi selamanya....Ivan yang masih 2tahun menyatakan keIslamannya kini tlah berada disisiNya..serasa kaku ku berlari menuju pemakaman dengan derai air mata yang jatuh, ''Allahu Robbi...Engkau telah mengirimkan pemuda padaku,namun kenapa setelah kami terpatri dalam jalinan suci atas namaMu Engkau telah mengambilnya dariku...Engkau memberinya Hidayah namun Engkau menarik kembali jalinan sakinah kami dan kinipun kami berpisah... hanya kerudung putih dan tasbih ini yang tersisa menjadi kenangan tak terlupakan,aku percaya janjiMu ada dan pasti,lindungi dan hiasilah aku dengan kasih sayangMu,,semoga engkau(Ivan) tenang disisinya''(ucapku begitu lirih dan memegang batu nisan, dengan tangis yang mengucur deras,gundukan tanah merah yang bertabur bunga terkikis hujan yang begitu deras mengiringi seakan langitpun menangis dan tak rela melepas kepergiannya. Selamat tinggal cintaku,selamat tinggal masa laluku,aku yakin akan ada yang mencabut panah di dadaku,menyembuhkan dan memberikan segalanya lebih baik,kerudung dan tasbih ini akan mendidikku,dan menjagaku menuju arah yang cerah bersamaNya,amien...
kisah yang menbuat saya terenyuk mbak...
mas setiawan-->semoga mendapat hikmah
ku kira kisahnya kan berakhir bahagia
sungguh memberiku banyak pelajaran tentang cinta sejati
cinta sejati yang diberikan kepada Yang Memberi Cinta sungguh memberikan kedamaian,
walau apapun yang terjadi dalam kisah cinta kita,..
Bikin hati berdebar, kisahnya
kunjungan malam nih bos,salam kenal uya