29 November, 2009

Cinta&KeAkraban ILAHI


السلام عليكم جميعا ، والله معنا ، في بسم الله الرحمن الرحيم


Cinta &Keakraban ILAHI
神圣的爱与亲密
 Pagi yang cerah ini saya teringat dan kembali merasakan sesuatu yag bergejolak di hati saya,lagi kasmaran ngunu lah he..he...Saya buka kembali buku inspirasi karya sendiri tentang renungan kasih sayang,weleh kakean polah yo bah lah,hiks..hiks...yang jelas ini merupakan renungan yang mendalam gitu loh..
Keakraban adalah kebersamaan yang dicapai dengan cinta. Begitu banyaknya kesamaan diri kita dengan Allah sehingga kita akan merasakan begitu dekat dengan-Nya. Diri kita memang tidak bisa dipisahkan dengan-Nya karena kita semua berasal dari-Nya, Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
Seperti laut dan gelombangnya, lampu dan cahayanya, api dan panasnya; berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan. Allah dan makhluk-Nya, berbeda tetapi tak bisa dipisahkan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa laut sama dengan gelombang, lampu sama dengan cahaya, atau api sama dengan bara, demikian pula kita tidak bisa mengatakan bahwa makhluk sama dengan Khaliq.
Lautan cinta pada diri seseorang akan mengimbas pada seluruh ruang. Jika cinta sudah terpatri dalam seluruh jaringan badan kita maka vibrasinya akan menghapus semua kebencian. Sebagai manifestasinya dalam kehidupan, begitu bertemu dengan seseorang, ia tersenyumm, sebagai ungkapan dan tanda rasa cinta.
Nikmat sekali bermesraan dengan Allah SWT. Kadang tidak terasa air mata meleleh. Air mata kerinduan dan air mata tobat inilah yang kelak akan memadamkan api neraka. Air mata cinta akan memutihkan noda-noda hitam dan menjadikannya suci.

Cinta tidak bisa diterangkan, hanya bisa dirasakan. Terkadang terasa tidak cukup kosakata yang tersedia untuk menggambarkan bagaimana nikmatnya cinta. Kosakata yang tersedia didominasi oleh kebutuhan fisik sehingga untuk mencari kata yang bisa memfasilitasi keinginan rohani tidak cukup.Ehm kalo bicara Cinta sejuta maknanya ya???

Terminologi dan kota kata yang tersedia lebih banyak berkonotasi cinta kepada fisik materi, tetapi terlalu sedikit kosa kata cinta secara spiritual. Mungkin itulah sebabnya mengapa Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur'an karena kosa kata spiritualnya lebih kaya. Kosa kata cinta dalam Al-Qur'an menurut ulama tafsir ada 14 kosa kata, mulai dari cinta monyet sampai kepada cinta Ilahi.

Cinta Allah bersifat primer, sementara cinta hamba sekunder. Primer itu inti, substansi. Yang sekunder itu tidak substansial. Pemilik cinta sesungguhnya hanya Allah SWT. Hakikat cinta yang sesungguhnya adalah unconditional love (cinta tanpa syarat). Tanpa pamrih ini cinta primer. Ini berbeda dengan cinta kita yang memiliki kepentingan.Ketika sebelum kawin, masya Allah, kita sampai kehabisan kata-kata melukiskan kebaikan pujaan kita. Akan tetapi sesudah kawin, kata-kata paling kasar pun tak jarang kita lontarkan.Bagaimana pedapat Anda sahabatku?

Unconditional love (无条件的爱)pernah ditunjukan Rasulullah Muhammad SAW ketika dilempari batu sampai tumitnya berdarah-darah oleh orang Thaif. Rasul hanya tersenyum. "Aduh umatku, seandainya engkau tahu visi misi yang kubawa, engkau pasti tidak akan melakukan ini", demikian bisiknya,.
Bahkan ketika datang malaikat penjaga gunung Thaif menawarkan bantuan untuk membalas perbuatan orang Thaif itu, Nabi berucap, "Terima kasih. Allah lebih kuasa daripada makhluk. Jangan diapa-apakan. Mereka hanya tidak tahu. Kelak kalau mereka sadar, mereka akan mencintai saya".

Nabi Nuh AS pernah menyesal sejadi-jadinya kenapa ia pernah mendoakan umatnya binasa. 950 tahun ia berdakwah mengajak kaumnya ke jalan Allah, namun hanya segelintir yang mengikuti ajakannya. Yang lainnya ingkar sehingga Nabi Nuh berdoa kepada Allah agar dikirimkan bencana kepada kaumnya yang ingkar itu. Maka datanglah banjir besar yang menenggelamkan mereka, sedangkan Nuh dan para pengikutnya sudah mempersiapkan diri dengan membuat perahu.
Ada sebuah ungkapan dari ahli hakekat: "Kalau cinta sudah meliputi, maka tak ada lagi ruang kebencian di dalam diri seseorang. Sejelek apapun dan kasarnya orang lain, ia tak akan membalas dengan kejelekan."

Banyak ulama besar kita telah mencapai tingkatan itu. Imam Syafi'i pernah "dikerjai" oleh seorang tukang jahit saat memesan pembuatan baju. Lengan kanan baju itu lebih besar/longgar dibanding lengan kirinya yang kecil dan sempit. Imam Syafi'i bukannya komplain dan marah kepada tukang jahit itu, malah berterima kasih.
Kata Imam Syafi'i, "Kebetulan, saya suka menulis dan lengan yang lebih longgar ini memudahkan saya untuk menulis sebab lebih leluasa bergerak".

Indah hidup ini kalau tidak ada benci. Ini bukan berarti kita harus menahan marah. Yang kita lakukan adalah bagaimana menjadikan diri ini penuh cinta sehingga potensi kemarahan kita berkurang. Kita punya hak untuk marah, dan itu harus diungkapkan dengan proporsional,ayo di cba sahabtku,terapkanlah. 
Jangan karena makanan sedikit kurang enak lalu marah. Istri salah sedikit marah. Banyak hal yang membuat kita marah. Akan tetapi, selesaikah persoalan dengan marah?
Semakin meningkat kadar cinta maka semakin mesra pula belaian Allah SWT. Bagaimanakah nikmatnya belaian Allah SWT? Bayangkanlah seorang bayi yang dibelai ibunya. Tersenyum, dan sekelilingnya menggoda. Itu baru belaian makhluk. Apalagi belaian Sang Pencipta.Bagaimaa sahabatku????

Kita pun akan semakin akrab dengan Allah, dan semakin tipis garis pembatas alam gaib di hadapan kita sehingga semua rahasia akan terkuak dan semakin banyak keajaiban yang kita lihat. Seperti sepasang kekasih yang saling mencintai, masih adakah rahasia antara keduanya?

Ruh sifatnya tinggi dan cenderung dekat dengan Allah. Raga sifatnya rendah dan jauh dari Allah. Ruh itu terang, sedangkan raga gelap. Para sufi mengungkapkan, "Wahai raga, sibukkan dirimu dengan shalat dan puasa. Wahai kalbu, sibukkan dirimu dengan bisikan munajat kepada Allah. Wahai raga, ungkapkan iyyâka na'budu. Wahai kalbu, ungkapkan iyyâka nasta'în."

Ta'abbud mendaki ke atas, sedangkan isti'ânah turun ke bawah. Yang melakukan ta'abbud adalah hamba, sedangkan isti'ânah adalah Tuhan. Siapa yang naik akan memancing yang di atas untuk turun menyambut. Kalau tidak pernah naik, jangan harap akan ada yang turun.
Indah perjumpaan itu.

Ada ketakutan dan ada harapan. Kadang kita takut kepada Allah, tetapi juga kita berharap. Ada al-khasya dan ada al-raja'. Di balik ketakutan sehabis berdosa ada harapan bahwa kita akan diampuni, ada keinginan bersama Allah kembali. Maka lahirlah tobat. Seperti pendaki gunung yang tak pernah bosan, naik ke atas, terperosok ke bawah, naik lagi, terperosok, dan naik lagi. Semakin tinggi pendakian itu semakin licin dan sulit. Begitulah cobaan bagi manusia. Semakin tinggi kedudukan seseorang maka cobaannya semakin berat. Namun, cobaan itu jangan membuat kita putus asa. Jika kita terus mendaki, pasti kita akan sampai ke puncak.
Ada ketakjuban dan ada keakraban. Ketakjuban itu ada jarak. Untuk mengagumi suatu objek, kita harus mengambil jarak dari objek itu. Indahnya sebuah lukisan hanya akan terasa jika kita agak jauh dari lukisan itu. Keakraban itu tidak ada jarak, atau sangat dekat sekali. Inilah kita dengan Tuhan. Akrab tetapi takjub.

Ada pemusatan dan ada penyebaran. Allah Maha Esa. Kita fokus ke situ. Akan tetapi, apa yang dilihat pancaindera itu beragam dan beraneka. Namun, semuanya terhubungkan dengan Allah. Warna-warni yang kita lihat di alam semesta ini sumbernya satu, Allah Yang Esa.
Ada kehadiran dan ada ketiadaan. Ini lebih menukik. Satu sisi kita merasakan Allah hadir dalam diri kita, di sisi lain hampa. Kadang kita kosong, kadang penuh. Kadang Dia muncul, kadang tiada. Dia adalah Mahaada, meski tak terlihat. Dan yang terlihat ini sebetulnya adalah  manifestasi dari Yang Ada. Ketiadaan di sini bukan berarti menafikan.

Ada kemabukan dan ada kewarasan. Yang bisa memabukkan bukan hanya alkohol dan narkoba. Ada mabuk positif dan ada mabuk negatif. Mabuk bagi seorang sufi adalah supersadar (di atas kesadaran). Kesadaran seperti ini susah dijelaskan. Ketika kita sedang bermesraan dengan Allah, menangis di atas sajadah, terisak-isak, orang lain mungkin melihat kita sedang tidak sadar. Akan tetapi, sebenarnya kita sangat sadar, bahkan kita sedang berada di puncak bersama Allah.
Ketika mencintai seseorang saja kita bisa mabuk, begadang semalaman, membuat surat, dan lain-lain. Berkhayal, berimajinasi, membayangkan si dia hadir bersama kita. Bagaimana mabuknya kalau kita mencintai Allah?
Seorang sufi yang sedang mabuk kepada Allah, suka mengungkapkan ucapan-ucapan yang terdengar aneh di mata orang lain (syathahat). Misalnya "tak ada di dalam jubahku ini selain Allah". Berarti dalam jubah itu ada dua sosok yang bergumul menjadi satu, hamba dan Tuhan. Atau ungkapan subhânî subhânî  (Maha Suci aku). Aku adalah Allah, Allah adalah aku.
Aku ini siapa? Tak ada. Yang ada hanyalah Allah. Hanya Allahlah yang wujud. Selain itu hanya efek dari yang wujud.
Ada penafian dan ada penetapan. Kadang kita ragu, benarkah yang datang di dalam kalbu ini Allah? Jangan-jangan bukan, tetapi hanya imajinasi saja. Di sini terjadi pertentangan antara rasio dan rasa. Maka untuk meyakinkannya, kecilkan rasio dan besarkan rasa. Yakinilah bahwa kita telah mendaki, dan kita sudah sampai puncak. Maka yang kita jumpai pastilah Allah. Maka akan ada penampakan. Dan segala rahasia gaib pun tersibak.
Akhir kata eh akhir postig he..he.. semoga kita semua medapatkan Cinta yag suci,Cinta yag bermafaat buat diri kita dan semua yang kita Cintai tentunya pada Sang Pemberi Cinta Sejati
Dikutip dalam buku ''Renungan Cinta Anna Nurjanah''he..he..aku dewe rek..22April2009 dhana戴安娜..


related Article:

36 Was Commented to “Cinta&KeAkraban ILAHI”

  • November 29, 2009 at 5:50 AM
    arcamo says:

    Allahuakbar subhanalloh walhamdulillahi walailaha illallah Allahuakbar...
    segala puji bagi Alloh tuhan semesta alam, sang pembuat cinta dan sang cinta yang hakiki, yang mengajarkan tentang cinta kepada sesama dan kepada sang hakiki.
    amien...amien...

  • November 29, 2009 at 6:16 AM
    Anonymous says:

    wah emangnya lagi kasmaran sm siapa ne ....

  • November 29, 2009 at 6:21 AM
    kelirirenk says:

    Ehhhmmm cinta kepada Tuhan adalah sejatinya cinta, tidak ada yang bisa menandingi cinta hamba kepada Tuhannya...

  • November 29, 2009 at 8:24 AM

    minggu2 gini enaknya mampir keblog orang cantik...sukses selalu ya buat kak dhana...:)

  • November 29, 2009 at 8:32 AM
    Unknown says:

    @arca>amien thxs ya
    @alexa>ama kamu lex he..he..
    @kelir>iya bener thnxs ya

  • November 29, 2009 at 8:55 AM
    Unknown says:

    @kemal>thnxs orag cakep dateng koment he..he..

  • November 29, 2009 at 10:34 AM
    Ali Masadi says:

    mmm... cinta sejati.. adalah cinta yg penuh keikhlasan... bukan begitu kah...?

  • November 29, 2009 at 11:26 AM
    Dokter Blog says:

    Kecintaan Maria Amelia Lopez untuk ngeblog akhirnya harus dihentikan oleh denyut yang tak lagi berdetak. Wanita asal Spanyol yang sempat ditasbihkan sebagai blogger tertua di dunia itu kini telah berpulang di usianya yang ke 97 tahun.

    Perkenalan Lopez dengan dunia blog dimulai pada tahun 2006, akibat dari campur tangan sang cucu. Dengan salah satu kemajuan teknologi inilah Lopez kerap bernostaligia, sharing ilmu atau sekadar melempar humor yang membuatnya seakan tetap awet muda.

    Aku tunggu komentar baliknya

    SUKSES SELALU

  • November 29, 2009 at 12:03 PM
    Unknown says:

    @mas Ali>bener thnxs ya mas
    @mas Ikhwan>iya mas...thnxs

  • November 29, 2009 at 5:28 PM
    moenas says:

    lagi kasmaran ya !!!!
    jadi cemburu nih !! ^_^

  • November 29, 2009 at 7:43 PM
    Rizkyzone says:

    cintailah cinta karena kamu mencintai cinta, tau apa cinta kepada Allah SWT

  • November 29, 2009 at 10:00 PM
    becce_lawo says:

    wow.wow.wow

    ada yg lagi jatuh cintrong nih..hi,hi,hi

    wes ingat cinta kepadaNya adalah cintanya cinta...

    :)

  • November 30, 2009 at 1:15 AM
    Acan says:

    amin aja yach sister :p

  • November 30, 2009 at 2:02 AM
    Unknown says:

    @mas moenas>cemburu buta pa gimana?
    @Rizky>thnxs ya
    @becce>iya makasih ya

  • November 30, 2009 at 5:05 AM
    Unknown says:

    @masRam>amien juga thnxs ya mas

  • November 30, 2009 at 7:59 AM
    safru says:

    Dengan membaca ini mudah2an bisa menambah cinta kita kepada Sang khaliq

  • December 8, 2009 at 2:22 PM
    shafryda says:

    Subhanallah.
    artikelnya keren!
    Salam kenal :)

  • December 8, 2009 at 2:41 PM
    Unknown says:

    @masSafru>amien semoga ya mas
    @Shafryda>makasih salam kenal juga ya

  • January 19, 2010 at 7:23 AM

    Telah ku mungkiri janjiku lagi
    Walau seribu kali
    Ku ulang sendiri
    Aku takkan tempuh lagi
    Apakah Kau terima cintaku lagi
    Setelah ku berpaling
    Dari pandanganMu
    Yang kabur karena jahilnya aku

  • January 19, 2010 at 7:26 AM

    Cinta buta karena kita buta, dalam memahami makna cinta, karena cinta kita bukan kepada SiPencinta hakiki (Allah s.w.t.).

  • January 19, 2010 at 7:34 AM

    Cinta adalah suatu hal yang kebanyakan manusia akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Cinta adalah sesuatu yang disenangi oleh jiwa. Mendapatkan cinta kasih dari makhluk adalah menyenangkan, apalagi jika cinta itu datang dari Sang Pencipta.

  • January 19, 2010 at 7:35 AM
    FATAMORGANA says:

    Cinta Allah kepada hamba-Nya merupakan perkara yang luar biasa dan besar, karunia yang melimpah dan tiada bisa diketahui nilainya, kecuali oleh orang yang telah mencapai ma’rifat akan Allah.

  • January 19, 2010 at 7:36 AM

    Bershalawat, Salah Satu Kunci Menggapai Cinta Ilahi

  • February 5, 2013 at 10:12 PM

    Sangat mendalam arti cintanya

  • February 24, 2013 at 1:42 PM

    cinta yang mendamaikan hati hanya cinta yang ditinjukan kepada alloh swt,
    cinta sekain kepadaNya akan membawa duka dan kekecewaan.

  • February 24, 2013 at 1:44 PM

    cinta yang mendamaikan hati hanya cinta yang ditunjukan kepada alloh swt,
    cinta selain kepadaNya akan membawa duka dan kekecewaan.percayalah

  • May 22, 2013 at 2:08 AM

    sebagai umat islam kita harus cinta kepada allah dan rasulnya

  • June 7, 2013 at 3:37 PM

    Jika kita mencintai Allah, maka semakin mudah kita mendapatkan apa yang kita inginkan, jadi bagi yang ingin cita-citanya berhasil..hendaknya mencintai Allah....

  • July 10, 2013 at 4:45 AM

    makasih informasinya

  • July 27, 2013 at 12:09 PM
    foredi says:

    cintailah allah agar kamu semakin dekat dengannya dan dimudahkan segalah hal dalam hidup ini

  • September 5, 2013 at 11:47 AM

    jika kita mencintai allah dan rasulnya maka tidak akan sulit bagi kita menjalankan segalah perintahnya dan menjauhi larangannya

  • September 30, 2013 at 9:14 AM

    infonya ok banget, makasih.

  • November 3, 2013 at 6:24 PM
    my bisnet says:

    mantap dan makasih buat infonya

  • March 17, 2014 at 10:25 AM

    cinta itu bisa merubah duri menjadi mawar,

  • January 31, 2015 at 10:53 AM

    Makasih buat informasinya :D

  • April 2, 2016 at 2:25 PM

    Were these boys in their right minds? Here were two boys with good intellect, one eighteen and one nineteen. They had all the prospects that life could hold out for any of the young; one a graduate of Chicago and another of Ann Arbor; one who had passed his examination for the Harvard Law School and was about to take a trip in Europe,--another who had passed at Ann Arbor, the youngest in his class, with three thousand dollars in the bank. Boys who never knew what it was to want a dollar; boys who could reach any position that was to boys of that kind to reach; boys of distinguished and honorable families, families of wealth and position, with all the world before them. And they gave it all up for nothing, for nothing! They took a little companion of one of them, on a crowded street, and killed him, for nothing, and sacrificed everything that could be of value in human life upon the crazy scheme of a couple of immature lads.

    Now, your Honor, you have been a boy; I have been a boy. And we have known other boys. The best way to understand somebody else is to put yourself in his place.

    Is it within the realm of your imagination that a boy who was right, with all the prospects of life before him, who could choose what he wanted, without the slightest reason in the world would lure a young companion to his death, and take his place in the shadow of the gallows?

    ...No one who has the process of reasoning could doubt that a boy who would do that is not right.

    How insane they are I care not, whether medically or legally. They did not reason; they could not reason; they committed the most foolish, most unprovoked, most purposeless, most causeless act that any two boys ever committed, and they put themselves where the rope is dangling above their heads....

    Why did they kill little Bobby Franks?

    Not for money, not for spite; not for hate. They killed him as they might kill a spider or a fly, for the experience. They killed him because they were made that way. Because somewhere in the infinite processes that go to the making up of the boy or the man something slipped, and those unfortunate lads sit here hated, despised, outcasts, with the community shouting for their blood.

    . . . I know, Your Honor, that every atom of life in all this universe is bound up together. I know that a pebble cannot be thrown into the ocean without disturbing every drop of water in the sea. I know that every life is inextricably mixed and woven with every other life. I know that every influence, conscious and unconscious, acts and reacts on every living organism, and that no one can fix the blame. I know that all life is a series of infinite chances, which sometimes result one way and sometimes another. I have not the infinite wisdom that can fathom it, neither has any other human brain

Post a Comment

Terima kasih atas komentar Anda/Thanxs for Ur Comments/
感谢您的评论 dan please dont SPAM yach...

 

Dhana Arsega/戴安娜 Copyright © 2011 --Edit and Converted by Dhana Arcamo